Oleh : Mamad
Layaknya seorang pendekar yang hendak mempelajari ilmu persilatan, mereka menempuh perjalanan jauh untuk menemukan padepokan tempat para guru sakti berbagi-bagi ilmu. Para dai dan pemimpin Islampun harus menempuh perjalanan yang melelahkan dalam menimba ilmu pengetahuan Islam. Tempat yang disediakan khusus untuk proses pendadaran atau pembekalan dan kaderisasi. Tempat yang hanya dihuni oleh peserta-peserta didik yang melupakan seluruh kepentingan pribadi selain belajar. Tempat dimana ilmu-ilmu pengetahuan ditransfer melalui metode-metode jitu.
Dan Tarim adalah salah satu tempat yang sangat langka itu. Dan Tarim adalah sumber pengetahuan yang senantiasa memancarkan nur penerang alam semesta. Di kota ini telah ribuan tahun ilmu-ilmu itu dipelajari turun-temurun dari generasi ke generasi. Padepokan-padepokan yang selalu ramai dikunjungi para calon pendekar itu masih saja seperti itu sejak berabad-abad yang lalu. Mereka mempertahankan sebuah zawiyah atau rumah atau apapun yang dulu digunakan oleh nenek moyang mereka untuk mentransfer ilmu.
Masjid-masjid di kota ini yang jumlahnya ratusan, merupakan tempat-tempat yang sengaja dikondisikan untuk mempraktekkan apa yang telah mereka dapat dari guru-guru mereka. Masjid juga merupakan salah satu tempat yang mereka gunakan untuk menimba ilmu pada waktu-waktu yang telah ditentukan. Pada tahap praktek inilah mereka diumpamakan seperti malaikat. Karena praktek ibadah mereka yang melampaui manusia pada umumnya. Dikisahkan bahwa seorang Maghrabi (sebutan untuk orang yang berasal dari negeri Maghrib, sekarang Maroko), yang penasaran akan kondisi kota Tarim yang dulu selalu diceritakan oleh ayahnya, ia singgah di sebuah masjid untuk memperhatikan apa yang mereka lakukan di masjid itu. Ia pun tercengang saat melihat apa yang mereka lakukan. Ia tidak mendengar satu orang pun yang berbicara dengan temannya. Ia hanya melihat mereka yang sibuk dengan bacaan al-Quran dalam salatnya yang maha panjang. Mereka yang ruku' berjam-jam hingga terbit fajar. Mereka yang sujud seperti orang yang ketiduran. Dan orang yang beri'tikaf sambil membaca wirid. Ketika ia singgah di masjid yang lain ia lebih tercengang lagi. Karena ia mendapati imam masjid itu masih sangat muda. Umurnya kurang dari 15 tahun. Namun, setelah sholat ia memimpin pengajian yang dihadiri oleh orang-orang dewasa yang kelihatannya lebih matang. Keterangannya yang mahaluas tidak sanggup ia ungkapkan dengan kata-kata. Akhirnya sang maghrobi pun mengakui ucapan ayahnya. Bahwa penduduk tarim layaknya malaikat.
Dan pengajian semacam itu tidak hanya di masjid itu saja. Di puluhan masjid lain yang saat itu telah beridiri, pasti ada kelompok-kelompok belajar. Ditambah lagi dengan zawiyah-zawiyah yang didirikan khusus untuk belajar. Di sana benar-benar ada samudra ilmu yang gelombangnya menerpa karang-karang di tepian. Siapapun berhak hadir untuk ikut mereguk ilmu pengetahuan sepuasnya.
Para Sayid dan Masyayikh di Kota Tarim
Berbagai golongan masyarakat tinggal di kota Tarim. golongan yang paling berpengaruh adalah golongan para Sayid yang merupakan keturunan Rasulullah Saw. Mereka mendapat penghormatan yang sepantasnya sebagai seorang sayid. Namun, penghormatan itu bukan hanya karena nasabnya saja. melainkan, karena mereka memiliki ilmu pengetahuan yang sangat luas, mengamalkan ilmu itu dan sifat sosial mereka yang sangat tinggi. Kedermawanan mereka tidak tertandingi. Kebijaksanaan mereka melegakan hati. Dan merekalah benar-benar pewaris sang Nabi Saw yang patut diteladani. Mereka telah mendidik anak-anak mereka sejak kecil untuk berbudi pekerti luhur. Baik terhadap Allah Swt maupun terhadap sesama.
Dikisahkan ada seorang anak dari golongan sayid yang suka minum kopi. Suatu ketika saat anak itu pulang dari masjid ia meilhat ibunya yang sedang berada di musholla pribadi tersenyum kepadanya. Hatinya pun merasa senang dengan senyum ibunya itu. Kemudian ibunya berkata : "Anakku berhentilah minum kopi." Anak itu menjawab : "Saya minum kopi untuk membuat badanku segar dan bersemangat dalam beribadah." Ibu itu berkata : "Tinggalkanlah hawa nafsumu." Lalu sang ibu membiarkannya dan meneruskan sholat Dhuha. Kemudian anak itu dipanggil oleh kakak perempuannya. Kakak itu ternyata mendengar percakapan anak itu dengan ibunya. Ia pun menasehatinya : "Sejak kapan engaku berani berbicara demikian kepada ibu? Bertobatlah." Lantas kakak itu membimbingnya untuk bertobat. Dan akhirnya anak itu tidak lagi minum kopi. Demikianlah contoh kecil didikan keluarga sayid di Tarim.
Seorang pemuda yang diceritakan seorang maghrobi mengimami suatu masjid sekaligus memimpin pengajian dengan keterangan yang sangat luas itu adalah anak seorang sayid. Cerita tentang anak dan kegemaran kopi itu juga saya sadur dari salah satu gubahan cerita sang imam muda itu yang sempat dicatat oleh sang maghrobi.
Ada golongan para masyayikh, yang juga kedudukan mereka sangat dihormati. Mereka terhormat karena nasab mereka yang sampai kepada para sahabat Nabi Saw. Mereka juga terhormat lantaran kepiawaian mereka dalam menguasai ilmu-ilmu pengetahuan. Mereka adalah ulama-ulama kenamaan yang memiliki karya-karya manumental. Mereka hampir setara dengan para sayid dalam hal keilmuan. Oleh karena itu secara bergantian mereka saling berguru satu sama lain.
Saya mendapatkan cerita dari seorang anak golongan masyayikh. Ia berkata : "Ayahku sangatlah keras mendidik anak-anaknya. Saya diseret sampai ke madrasah ini (Madrasah Al-Idrus) oleh ayahku untuk mempelajari Qiroah Sab'ah. Saya pun menurut. Yang paling tegas adalah dalam hal menjaga kesopanan. Saya dilarang melepas peci bahkan sampai saya akan tidur. Dan ketika saya bangun dan peci itu terlepas dari kepalaku, maka saya harus segera memakainya agar ayahku tidak memarahiku. Alhamdulillah berkat didikan ayahku sekarang saya telah hafal Al-Quran berserta Qiroah Sab'ahnya." Tahukah kawan, berapa umur anak itu saat bercerita tentang itu padaku? Ia masih 17 tahun atau 18 tahun. Tujuh tahun di bawah umurku yang sudah 24 tahun.
Golongan yang lain adalah para muhibbin dan para pekerja-pekerja biasa. Ada yang bekerja sebagai pembantu para syeikh dan lain sebagainya. Bahkan ada yang kehidupannya hanya melayani masjid saja. hampir 99% akhlak mereka mengikuti akhlak tokoh-tokoh mereka. Yaitu akhlak yang selama ini hanya kita baca di buku-buku akhlak di madrasah-madrasah.
Dari sedikit uraian diatas setidaknya saya dapat menyimpulkan bahwa Tarim adalah tempat yang sangat kondusif untuk proses belajar mengajar ilmu Syariah dan penerapannya.
Lembaga-Lembaga Pendidikan Bertaraf Internasional
Ratusan tahun silam berdirilah Ribat Tarim, sebuah lembaga pendidikan berbasis pesantren yang menerima siswa dari berbagai belahan dunia. Di pesantren ini keilmuan lebih ditekankan disamping pengamalan yang juga mendapat perhatian khusus. Materi dan metode yang mereka gunakan sama persis seperti yang nenek moyang mereka gunakan. Mereka mempelajari fikih Syafi'i secara bertahap. Dimulai dari matan Abu Syuja' hingga kitab-kitab pegangan para mufti seperti Tuhfah karya Imam Ibnu Hajar dan Nihayah karya Imam Al-Ramli (semoga Allah Swt. Merahmati keduanya). Selain itu mereka juga mempelajri ilmu-ilmu bahasa arab seperti Nahwu dsb. Metode halaqoh -yaitu seorang guru duduk di salah satu sudut bangunan pesantren kemudian para pelajar mengelilinginya untuk mendengarkan keterangan dan bertanya tentang beberapa topik yang kurang jelas- adalah metode yang mereka gunakan di seluruh jenjang pendidikan. Dari Ribath inilah terlahir mufti-mufti yang sekarang bertugas memberikan fatwa kepada masyarakat Hadhramaut dan sekitarnya. Ribath ini sekarang dipimpin oleh Habib Salim bin Abdullah As-Syathiry. Salah seorang da'i yang ahli dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Fikih, Bahasa, Sejarah, Hadits, Ulumul Qur'an dan berbagai ilmu yang lain.
Darul Musthafa adalah salah satu lembaga pendidikan yang didirikan pada tahun 90-an. Lembaga ini lebih mengedepankan pengamalan daripada teori. Oleh karena itu, lembaga ini aktif mengadakan dakwah dari kampung ke kampung untuk melatih para muridnya menjadi da'i. Mereka juga diwajibkan mengerjakan hal-hal yang sifatnya sunah. Mereka senantiasa diawasi untuk berakhlak karimah. Mereka dilarang berbicara dengan selain bahasa Arab meskipun bukan orang arab. Hampir seluruh sunah yang pernah dikerjakan oleh Rasulullah Saw mereka terapkan. Lembaga ini dipimpin oleh Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh bin Syaikh Abu Bakar bin Salim. Salah seorang da'i yang menguasai berbagai disiplin ilmu sejak ia masih sangat muda. Dalam usianya yang kurang dari 15 tahun, ia telah berdakwah keliling kampung. Dan sekarang beliau adalah salah satu musnid yang sudah jarang sekali ditemukan. Ratusan ribu hadits telah beliau hafal. Berbagai kitab tafsir beliau kuasai dan ilmu-ilmu yang lainnya. Beliau dibantu kakaknya seorang ketua umum Majlis Fatwa Kota Tarim, Habib Ali Masyhur bin Muhammad bin Hafidh.
Berdirinya Universitas Al-Ahgaff
Beberapa tahun kemudian berdirilah Al-Ahgaff University. Sebuah universitas yang digagas oleh para sayid untuk menampung para pelajar dari berbagai negara dengan jalur dan jenjang pendidikan formal. Tujuan utama pendirian universitas ini adalah membentengi umat islam dari berbagai musuh-musuh yang senantiasa mencari kelengahan mereka.
Universitas ini memiliki beberapa fakultas, yang mana dari beberapa fakultas tersebut, fakultas Syariah dan Hukum-lah yang menjadi tujuan utama pendiriannya. Dan di fakultas Syariah dan Hukum ini pula pelajar dari Indonesia mendapatkan beasiswa. Kecuali pelajar putri yang hanya diberi beasiswa di fakultas Dirosah Islamiah lil banat. Fakultas-takultas yang lain adalah fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Ilmu Perdagangan dan Perekonomian, Fakultas Manajemen Perkantoran, dan Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Kampus Fakultas Syariah dan Hukum terletak di kota Tarim. Sedangkan kampus Fakultas yang lain terletak di kota Mukalla. Hal itu tiada lain karena lingkungan yang paling cocok untuk fakultas Syariah adalah kota Tarim. Sedangkan untuk fakultas yang lain memang cocok diletakkan di Mukalla sebagai ibukota Provinsi Hadhramaut.
Materi dan Metode Belajar Mengajar di Universitas Al-Ahgaff
Fakultas ini dibagi menjadi dua jurusan. Jurusan Syariah dan Hukum dan Jurusan Syariah saja. Materi pokok dari jurusan Syariah adalah Fikih, Ushul Fikih, Ilmu Bahasa Arab dan ilmu-ilmu pendukung lainnya. Buku panduan materi fikih adalah kitab Yaquttunnafis dan kitab Minhajuttholibin. Buku panduan ushul fikih adalah kitab Waroqot dan Ghoyatul Wushul. Buku panduan ilmu bahasa adalah Syadzal Arof, Mutammimah, Muhadhoroh fi Ilmil Balaghoh dan Syarah Ibnu Aqil. Sedangkan materi penunjang lainnya adalah. Ahadits Ahkam -yang dulu menggunakan Subulussalam, tapi sekarang diganti Ihkamul Ahkam- , Ayat Ahkam, Aqidah islamiah, Tarikh Tasyri', Fikih Nawazil, Dirasah Ushuliah Muqoronah (dengan buku pedoman Atzarul Ikhtilah fil Qowail al-Fiqhiah fil furu' karya Dr. Musthofa Khin dan kitab Atsar Al-Adillah Al-Mukhtalaf fiha karya Dr. Musthofa Bugho), Fikih perbandingan Madzhab, Qowaid Fiqhiah, Manahij Bahts, takhrij ahadits wa dirosat asanid, ahwal syakhsiyah serta materi lainnya.
Untuk jurusan Syariah dan Hukum saya kurang paham dengan materi yang diajarkan. Yang jelas mereka mempelajari dasar-dasar teori dan beberapa penjelasan undang-undang Islam yang diterapkan di Yaman. Teori umum tentang hukum diajarkan di smester awal. Pada semester berikutnya diajarkan tentang penjelasan dan maksud dari undang-undang yang berlaku di yaman. Disamping itu mereka juga mempelajari ilmu-ilmu syariah yang sifatnya pokok. Seperti Minhaj dan Ushul Fikih serta Nahwu Shorof.
Adapun metode yang digunakan di fakultas ini sangat berfariasi. Disesuaikan dengan materi dan dosen pengampu. Metode pembacaan materi dari huruf ke huruf hanya dilakukan untuk materi fikih dengan kitab minhaj dan kitab ghoyatul wushul untuk materi ushul fikih. Sedangkan untuk materi yang lainnya lebih menekankan pada pemahaman murid terhadap inti materi secara global dari pada pemahaman terperinci dari satu kata pada kitab tertentu. Metode penulisan paper dan semisalnya hanya berlaku untuk dosen-dosen tertentu yang selalu menuntut murid untuk ikut pro aktif dalam proses belajar mengajar. Yang pasti materi manhajul Bahts atau lebih dikenal dengan metode riset, pasti ada tugas membuat makalah ilmiah dari hasil riset di perpustakaan dalam waktu dua minggu. Begitu juga untuk materi takhrijul ahadits. Biasanya dosen akan menuntut setiap murid untuk mencari para perawi hadits yang telah ditentukan, mencari makna dari kata-kata dalam hadits tersebut, hukum sanad hadits tersebut dan ilmu yang dapat diambil dari hadits tersebut. Semua itu dikerjakan dalam waktu satu bulan.
Untuk tugas-tugas paper selain dari dua materi diatas biasanya hanya menulis judul tertentu tentang topik yang sedang dibahas dalam materi yang bersangkutan.
Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi dibimbing oleh beberapa dosen senior. Penulisan skripsi untuk beberapa tahun ini dialihkan kepada penulisan ensiklopedi fikih Syafi'i. Dan kemungkinan penulisan ensiklopedi ini akan selesai dua tahun ke depan. Dan setelah itu penulisan skripsi akan kembali kepada metode awal, yaitu mahasiswa memilih satu topik riset tertentu atau memilih manuskrip yang layak untuk diteliti.
Skripsi di sini tidak membutuhkan banyak halaman. Karena hanya dengan tiga puluh halaman kita sudah dianggap memenuhi syarat penulisan minimal skripsi. Jadi, skripsi tidak dikerjakan lebih dari tiga bulan sudah selesai. Kecuali jika judul skripsi itu memerlukan penelitian yang sangat jeli dan teliti. Mungkin memerlukan waktu lebih dari satu semester.
Penulisan skripsi juga tergantung dosen pembimbing. Jika kebetulan sang dosen sangat idealis, maka skripsi bisa molor sampai tahun berikutnya. Karena dosen selalu tidak puas dengan hasil yang dicapai sang mahasiswa. Tapi Insya Allah Swt dosen semacam itu hanya beberapa orang saja. karena kebanyakan dosen hanya mencukupkan pada penelitian-penelitian yang sifatnya umum dan dugaan sementara yang cukup kuat. Mereka tidak menuntut idealisme melebihi kemampuan mahasiswa.
Untuk aturan terbaru, setiap mahasiswa dibimbing oleh tiga dosen pembimbing. Pembimbing Isi, pembimbing Bahasa dan Kepala Jurusan. Semuanya memperhatikan skripsi mahasiswa yang mereka bimbing sesuai dengan tugasnya.
Yang terpenting adalah bahwa penulisan skripsi disini tidak perlu membayar dosen pembimbing. Tidak juga membayar uang sidang skripsi. Semuanya gratis. Kita hanya menyediakan uang print dan foto copy.
Kedatangan Mahasiswa Baru di Al-Ahgaff University
Setiap tahun ajaran baru Universitas Al-Ahgaff selalu kedatangan mahasiswa baru dari Indonesia yang jumlahnya dari tahun ke tahun semakin bertambah. Mereka adalah ratusan orang beruntung yang lulus seleksi masuk dari seluruh jumlah peserta test seleksi yang jumlahnya mencapai ribuan. mereka adalah orang-orang pilihan Allah Swt, untuk ditempatkan di bumi yang dipenuhi dengan kekasih-Nya.
Mereka adalah para calon pendekar yang hendak berguru di padepokan yang penuh dengan orang-orang sakti. Mereka harus siap menghadapi latihan-latihan berat untuk dapat menguasai ilmu mereka dengan sempurna. Mereka juga harus rela menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dipenuhi dengan kondisi kezuhudan yang luar biasa. Melupakan sejenak berbagai relasi di dunia luar yang tidak berhubungan dengan tujuan utama. Yang terpenting bagi mereka adalah menjaga motivasi yang menyala-nyala yang telah mereka sulut dari rumah masing-masing. Jangan biarkan siapapun memadamkan motivasi itu.
Dan akhirnya saya mengucapkan SELAMAT DATANG kepada para calon pendekar dari Indonesia yang telah lulus ujian masuk Universitas Al-Ahgaff tahun akademik 2010-2011 M di Gudang ilmu pengetahuan, tanah para wali dan tempat pengkaderan para Pendekar Muslim, Kota Tarim Al-Ghonna.
Aidid, 27 September 2010
Sabtu, 02 Oktober 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar